Senin, 13 Oktober 2025

Follow us:

infobrand
11th INFOBRAND

Kimia Farma Perluas Layanan Terapi Stem Cell ke RS Hasan Sadikin

Kimia Farma perluas layanan terapi stem cell ke RS Hasan Sadikin Bandung untuk memperkuat riset dan layanan kesehatan berbasis bioteknologi.

Kimia Farma Perluas Layanan Terapi Stem Cell ke RS Hasan Sadikin Seremoni penandatanganan kerja sama Kimia Farma, RSCM, dan RSHS dalam pengembangan layanan terapi stem cell di Indonesia.

INFOBRAND.ID, Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) bersama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) memperluas jangkauan layanan terapi stem cell (sel punca) ke RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Ekspansi ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama layanan dan penelitian sel punca antara Kimia Farma, RSCM, dan RSHS pada Senin (13/10/2025) di RSCM Menteng, Jakarta Pusat. Kolaborasi ini bertujuan memperkuat sinergi dalam pengembangan layanan kesehatan dan riset sel punca di Indonesia.

IKLAN INFOBRAND.ID

IBOS EXPO 2025

Direktur Utama Kimia Farma, Djagad Prakasa Alam, menegaskan bahwa kemitraan dengan rumah sakit rujukan terkemuka seperti RSCM dan RSHS menjadi langkah penting dalam memperluas inovasi layanan kesehatan nasional. “Dengan struktur di bawah Danantara, hal ini akan mengakselerasi terobosan-terobosan di perusahaan BUMN untuk berada di tempat-tempat baru. Jadi, ini merupakan salah satu ruang bagi siapa pun untuk masuk dan memperbesar kesempatan,” ujarnya.

Djagad menjelaskan bahwa Kimia Farma telah memiliki proses baku yang dapat diterapkan di berbagai rumah sakit. Selain RSHS, kerja sama layanan terapi stem cell juga telah dikembangkan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Siti Fatimah Palembang. “Tentu, layanannya bukan terbatas di ortopedi, tetapi insyaallah bisa berkembang lagi dan kami bersyukur menjadi bagian dari partner tim yang luar biasa ini,” tambahnya.

Saat ini, stem cell produksi Kimia Farma telah dimanfaatkan untuk mendukung pengobatan di bidang ortopedi dan traumatologi. Ke depannya, layanan ini akan diperluas ke bidang dermatologi dan neuromuskuloskeletal. Fasilitas produksi stem cell milik Kimia Farma dan RSCM pun telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM pada 2024. Djagad menyebut fasilitas ini sebagai satu-satunya unit produksi stem cell yang berada di lingkungan rumah sakit.

IKLAN INFOBRAND.ID

TOP INNOVATION CHOICE AWARD 2025

Selain pengembangan layanan, Kimia Farma bersama mitra rumah sakit membuka peluang riset melalui uji klinis multicenter study. Tujuannya adalah memastikan efektivitas terapi stem cell berdasarkan data evidence-based yang kuat, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam riset biomedis global.

Direktur Utama RSCM, Supriyanto, menjelaskan bahwa kolaborasi antara RSCM, RSHS, dan Kimia Farma sebagai BUMN strategis merupakan langkah penting untuk mempercepat implementasi layanan berbasis stem cell di Indonesia. “Jadi, perlu saya sampaikan sudah ditandatangani persetujuan terkait 15 penyakit sesuai Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) sebagai standar terapi legal di bidang ortopedi. Untuk itu, layanan yang dimasukkan stem cell harus benar-benar terkontrol kualitasnya,” tegasnya.

Ia menambahkan bahwa kualitas bukan satu-satunya fokus. Penelitian yang dilakukan juga harus memiliki standar input dan output yang seragam agar hasilnya dapat dikaji bersama dan menjadi fondasi layanan kedokteran masa depan.

IKLAN INFOBRAND.ID

JASA PRESS RELEASE

Sementara itu, Kepala Cluster Stem Cell dan Metabolite RSCM, Rahyusalim, menyoroti pentingnya penerapan KMK Nomor 1359 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Sel Punca di Bidang Ortopedi dan Traumatologi. Regulasi ini telah melegalkan penggunaan terapi sel punca untuk 15 jenis penyakit ortopedi. “Di dalam forum ini, saya ingin sampaikan kepada asuransi bahkan mungkin BPJS, seharusnya KMK 1359 itu sudah dipedomani dan dibiayai,” katanya.

Direktur Utama RSHS, Rachim Dinata Marsidi, menilai bahwa terapi stem cell merupakan harapan baru bagi pasien, terutama lansia, yang sebelumnya kehilangan peluang pemulihan. “Jadi, karena (stem cell) ini sudah mulai dipasarkan dan memang sudah coba lagi dalam bentuk terapi. Hasilnya banyak yang bagus dan Kimia Farma juga sudah menangkap bahwa ke depan ini akan bagus. Kami senang, baik RSHS maupun RSCM sebagai peneliti yang tadinya masih berbasis penelitian bisa dijadikan sebagai CPOB,” tutup Rachim.

Langkah strategis ini menunjukkan keseriusan Kimia Farma dan mitra rumah sakit pemerintah dalam memperluas akses terapi regeneratif modern di Indonesia. Dengan dukungan riset, regulasi, dan sertifikasi yang memadai, kolaborasi ini diharapkan memperkuat ekosistem kesehatan nasional menuju layanan medis berbasis inovasi bioteknologi.


Share This Article!

Video Pilihan dari INFOBRAND TV